KENAKALAN REMAJA
Connger (1976) dan Dusek (1977) mendefinisikan remaja sebagai suatu kenakalan yang dilakukan oleh seseorang individu yang berumur dibawah 16 tahun yang melakukan perilaku yang dapat dikenai sangsi atau hukuman.
Sarwono (2002) mengungkapkan kenakalan remaja sebagai tingkah laku yang menyipang dari norma – norma hukum pidana, sedangkan Fuhrhmann (1990) meyebutkan bahwa kenakalan remaja suatu tindakan anak muda yang dapat merusak dan menganggu. Baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. Santrock (1999) juga menambahkan kenakalan remaja sebagai kumpulan dari berbagai perilaku, dari perilaku yang tidak dapat diterima secara sosial sampai tindakan kriminal.
Faktor – faktor kenakanal remaja :
1. Identitas
Menurut teori perkembangan yang dikemukakan oleh Erikson (dalam Santrock, 1996) masa remaja ada pada tahap dimana krisis identitas versus difusi identitas harus di atasi.
Beberapa dari remaja ini mungkin akan mengambil bagian dalam tindak kenakalan, oleh karena itu bagi Erikson, kenakalan adalah suatu upaya untuk membentuk suatu identitas, walaupun identitas tersebut negatf.
2. Kontrol diri
Kenakalan remaja juga dapat digambarkan sebagai kegagalan untuk mengembangkan kontrol diri yang cukup dalam hal tingkah laku. Kebanyakan remaja telah mempelajari perbedaan antara tingkah laku yang dapat diterima dan tingkah laku yang tidak dapat diterima, namun remaja yang melakukan kenakalan tidak mengenali hal ini. Mereka mungkin gagal membedakan tingkah laku yang dapat diterima dan yang tidak mengenali hal ini.
3. Usia
Munculnya tingkah laku anti sosial di usia dini berhubungan dengan penyerangan serius nantinya di masa remaja, namun demikian tidak semua anak yang bertingkah laku seperti ini nantinya akan menjadi pelaku kenakalan, seperti hasil penelitian dari
4. Jenis Kelamin
Remaja laki-laki lebih banyak melakukan tingkah laku anti sosial daripada perempuan.
5. Harapan terhadap pendidikan dan nilai – nilai di sekolah
Remaja yang menjadi pelaku kenakalan seringkali memiliki harapan yang rendah terhadap pendidikan di sekolah. Mereka merasa bahwa sekolah tidak begitu bermanfaat untuk kehidupannya sehingga biasanya nilai-nilai mereka terhadap sekolah cenderung rendah. Meneka tidak mempunyai motivasi untuk sekolah.
6. Proses Keluarga
Faktor keluarga sangat berpengaruh terhadap timbulnya kenakalan remaja. Kurangnya dukungan keluarga seperti kurangnya perhatian orangtua terhadap aktivitas anak, kurangnya penerapan disiplin yang efektif, kurangnya kasih sayang orangtua dapat menjadi pemicu timbulnya kenakalan remaja.
7. Pengaruh teman sebaya
Memiliki teman teman sebaya yang melakukan kenakalan meningkatkan risiko remaja untuk menjadi nakal.
8. Kelas sosial enomomi
Ada kecenderungan bahwa pelaku kenakalan lebih banyak berasal dari kelas sosial ekonomi yang lebih rendah dengan perbandingan jumlah remaja nakal di antara daerah perkampungan miskin yang rawan dengan daerah yang memiliki banyak privilege. Hal ini disebabkan kurangnya kesempatan remaja dari kelas sosial rendah untuk mengembangkan ketrampilan yang diterima oleh masyarakat Mereka mungkin saja merasa bahwa mereka akan mendapatkan perhatian dan status dengan cara melakukan tindakan anti sosial.
9. Kualitas lingkungan sekitar tempat tinggal
Komunitas juga dapat berperan serta dalam memunculkan kenakalan remaja. Masyarakat dengan tingkat kriminalitas tinggi memungkinkan remaja mengamati berbagai model yang melakukan aktivitas kriminal dan memperoleh hasil atau penghargaan atas aktivitas kriminal mereka. Masyarakat seperti ini sering ditandai dengan kemiskinan, pengangguran, dan perasaan tersisih dan kaum kelas menengah. Kualitas sekolah, pendanaan pendidikan, dan aktivitas lingkungan yang terorganisir adatah faktor-faktor lain dalam masyarakat yang juga befiubungan dengan kenakalan remaja.
10. Kebudayaan bisu dalam keluarga
Kebudayaan bisu ditandai oleh tidak adanya komunikasi dan dialog antar anggota keluarga. Situasi kebudayaan bisu akan mampu mematikan kehidupan sendiri dan pada sisi yang sama dialog mempunyai peranan yang sangat penting. Kenakalan remaja dapat berakar pada kurangnya dialog dalam masa kanak-kanak dan masa berikutnya, karena orangtua terlalu menyibukkan diri sedangkan kebutuhan yang lebih mendasar yaitu cinta kasih diabaikan. Akibatnya anak menjadi terlantar dalam kesendihan dan kebisuannya.
Fungsi komunikasi dalam keluarga
1. Memberikan pengertian yang lebih dalam tentang siapa kita sebagai pribadi kepada anggota keluarga lainnya.
2. Meningkatkan kasih, kepercayaan dan rasa hormat dalam keluarga.
3. Sebagai alat untuk mencapai tujuan dan membereskan hal – hal yang menghalangi pencapaian tujuan.
Menjaga komunikasi keluarga memang akan bermanfaat dan mendatangkan nilai positif. Sebab, anak-anak akan merasa nyaman ketika berbagi cerita tentang masalah mereka kepada orangtuanya. Bahkan, bisa mengurangi resiko anak-anak dari pengaruh yang belum pantas mereka terima dalam kehidupannya. Selain itu, orangtua tetap bisa berhubungan satu sama lain dan dengan anak-anak, sehingga memperkuat ikatan keluarga.
Komunikasi dengan anak adalah komunikasi yang dibangun antara kedua orangtua dengan anak¬anaknya. Sebagai orangtua, jangan sampai orangtua tidak tahu apa yang terjadi dan dirasakan oleh anaknya. Begitu juga sebaliknya, jangan sampai anak-anak tidak menuruti orangtua hanya karena mereka tidak tahu apa yang diinginkan orangtua.
Orangtua boleh jadi adalah orang yang terdekat dengan anak-anak di rumah. Maka tidak salah bila anak-anak selalu bertanya pada orangtua. Orangtua pun harus membiasakan adanya keterbukaan agar anak tidak takut untuk berbicara atau bercerita pada orangtuanya. Selain itu, orangtua harus meluangkan banyak waktu untuk anak-anak, tidak bosan mendengar dan menjawab pertanyaan, serta memiliki pengetahuan yang lebih banyak dari anak-anaknya. Jangan sampai informasi yang diserap anak menjadi salah karena ketidak tahuan ataupun ketidak siapan orangtua dalam menjawab pertanyaan Anak maupun saat berdiskusi dengan mereka.
Percakapan merupakan kunci dalam membina hubungan yang kuat, tapi komunikasi antar keluarga juga sangat penting. Beberapa tips meningkatkan kemampuan kemunikasi keluarga :
1. Menciptakana Peluang Bicara
Menciptakan waktu berbicara antar keluarga dengan cara mengurangi aktivitas anggota keluarga di luar dalam setiap bulan. Sebab, waktu luang untuk saling berkomunikasi sangat berharga.
2. Atur makan bersama Selain mengajak semua orang untuk ambil bagian dalam kegiatan sehari-hari, menjadwalkan waktu membuat acara sendiri seperti makan bersama keluarga yang rutin dihadiri anak-anak dan anggota keluarga lain sangat dianjurkan. Sebab, di meja makan bisa menjadi tempat yang tepat untuk saling berbagi cerita tetang apa yang telah terjadi di kehidupan masing-masing.
3. Meluangkan Waktu
Menghabiskan waktu dengan keluarga, bisa membangkitkan rasa kepedulian terhadap keluarga besar yang selama ini hilang akibat kesibukan sehari-hari. Misalnya, orangtua merelakan waktu mengajak keluar ke tempat-tempat makanan favorit atau pergi bersama ke supermarket.
4. Menciptakan Aturan Keluarga
Ketika mencoba memperbaiki hubungan apapun, mendengar jauh lebih penting daripada berbicara. Sehingga, ketika menghadiri pertemuan keluarga, meluangkan waktu sebagai pendengar setia bagi orang yang lebih muda atau anak-anak adalah lebih baik dibandingkan menjadi pembicara.
5. Menggunakan Teknologi untuk keuntungan Keluarga
Menggunakan teknologi yang saat ini sudah cangih dan super murah juga bisa dicoba. Misalnya dengan meminta keluarga terdekat atau anak–anak saling berkomunikasi satu sama lain melalui sms atau telpon, hal itu sangat membantu dalam menemukan keluarga dan tetap bisa menjalin komunikasi saat berjauhan.
6. Menciptakan Tradisi Keluarga
Membiasakan tidur bersama anak-anak di malam hari, menonton sebuah film keluarga sebelum tidur, menghadiri acara keagamaan bersama, atau menentukan hari liburan spesial merupakan contoh tradisi keluarga yang bisa diikuti.
Kesimpulan
Bahwa kecenderungan kenakalan remaja adalah kecenderungan remaja untuk melakukan tindakan yang melanggar aturan yang dapat mengakibatkan kerugian dan kerusakan baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain yang dilakukan remaja dibawah umur 17 tahun. Faktor yang paling berperan menyebabkan timbulnya kecenderungan kenakalan remaja adalah faktor keluarga yang kurang harmonis dan faktor lingkungan terutama teman sebaya yang kurang baik, karena pada masa ini remaja mulai bergerak meninggalkan rumah dan menuju teman sebaya, sehingga minat, nilai, dan norma yang ditanamkan oleh kelompok lebih menentukan perilaku remaja dibandingkan dengan norma, nilai yang ada dalam keluarga dan masyarakat.
Salah satu keuntungan komunikasi yang baik antara orangtua dan anak-anak adalah, anak-anak akan merasa nyaman dan aman dengan keluarganya. Mereka akan merasa dihargai dan diperhatikan oteh orangtuanya sehingga tidak perlu pelarian lain sebagai tempat curhat.
Selasa, 12 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar