Selasa, 12 Januari 2010

STUDI KASUS BIMBINGAN DAN KONSELING

Dalam era kemajuan informasi dan teknologi, siswa semakin tertekan dan terintimidasi oleh perkembangan dunia akan tetapi belum tentu dimbangi dengan perkembangan karakter dan mental yang mantap.
Seorang Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor mempunyai tugas yaitu membantu siswa untuk mengatasi permasalahan dan hambatan dan dalam perkembangan siswa.
Setiap siswa sebenarnya mempunyai masalah dan sangat variatif. Permasalahan yang dihadapi siswa dapat bersifat pribadi, sosial, belajar, atau karier. Oleh karena keterbatasan kematangan siswa dalam mengenali dan memahami hambatan dan permasalahan yang dihadapi siswa, maka konselor – pihak yang berkompeten – perlu memberikan intervensi. Apabila siswa tidak mendapatkan intervensi, siswa mendapatkan permasalahan yang cukup berat untuk dipecahkan. Konselor sekolah senantiasa diharapkan untuk mengetahui keadaan dan kondisi siswanya secara mendalam.
Untuk mengetahui kondisi dan keadaan siswa banyak metode dan pendekatan yang dapat digunakan, salah satu metode yang dapat digunakan yaitu studi kasus (Case Study). Dalam perkembangannya, oleh karena kompleksitas permasalahan yang dihadapi siswa dan semakin majunya pengembangan teknik-teknik pendukung – seperti hanya teknik pengumpulan data, teknik identifikasi masalah, analisis, interpretasi, dan treatment – metode studi kasus terus diperbarui.
Studi kasus akan mempermudah konselor sekolah untuk membantu memahami kondisi siswa seobyektif mungkin dan sangat mendalam. Membedah permasalahan dan hambatan yang dialami siswa sampai ke akar permasalahan, dan akhirnya konselor dapat menentukan skala prioritas penanganan dan pemecahan masalah bagi siswa tersebut.

Pengertian Studi Kasus
Kamus Psikologi (Kartono dan Gulo, 2000) menyebutkan 2 (dua) pengertian tentang Studi kasus (Case Study) pertama Studi kasus merupakan suatu penelitian (penyelidikan) intensif, mencakup semua informasi relevan terhadap seorang atau beberapa orang biasanya berkenaan dengan satu gejala psikologis tunggal. Kedua studi kasus merupakan informasi-informasi historis atau biografis tentang seorang individu, seringkali mencakup pengalamannya dalam terapi. Terdapat istilah yang berkaitan dengan case study yaitu case history atau disebut riwayat kasus, sejarah kasus. Case history merupakan data yang terimpun yang merekonstruksikan masa lampau seorang individu, dengan tujuan agar orang dapat memahami kesulitan-kesulitannya yang sekarang . serta menolongnya dalam usaha penyesuaian diri (adjustment) (Kartini dan Gulo, 2000).
Berikut ini definisi studi kasus dari beberapa pakar dalam Psikologi dan Bimbingan Konseling, yaitu ;
Studi kasus adalah suatu teknik mempelajari seorang individu secara mendalam untuk membantu memperoleh penyesuaian diri yang lebih baik. (I.Djumhur, 1985).
Studi kasus adalah suatu metode untuk mempelajari keadaan dan perkembangan seorang murid secara mendalam dengan tujuan membantu murid untuk mencapai penyesuaian yang lebih baik (WS. Winkel, 1995).
Studi kasus adalah metode pengumpulan data yang bersifat integrative dan komprehensif. Integrative artinya menggunakan berbagai teknik pendekatan dan bersifat komprehensif yaitu data yang dikumpulkan meliputi seluruh aspek pribadi individu secara lengkap (Dewa Ketut Sukardi, 1983).
Studi kasus merupakan teknik yang paling tepat digunakan dalam pelayanan bimbingan dan konseling karena sifatnya yang komprehensif dan menyeluruh. Studi kasus menggunakan hasil dari bermacam-macam teknik dan alat untuk mengenal siswa sebaik mungkin, merakit dan mengkoordinasikan data yang bermanfaat yang dikumpulkan melalui berbagai alat. Data itu meliputi studi yang hati-hati dan interpretasi data yang berhubungan dan bertalian dengan perkembangan dan problema serta rekomendasi yang tepat.
Jadi berdasarkan pembahasan di atas dapat dikatakan bahwa studi kasus adalah suatu studi atau analisa komprehensif dengan menggunakan berbagai teknik. Bahan dan alat mengenai gejala atau ciri-ciri/karakteristik berbagai jenis masalah atau tingkah laku menyimpang, baik individu maupun kelompok. Analisa itu mencakup aspek-aspek kasus seperti jenis, keluasan dan kedalaman permasalahannya, latar belakang masalah (diagnosis) dan latar depan (prognosis), lingkungan dan kondisi individu/kelompok dan upaya memotivasi terungkapnya masalah kepada guru pembimbing (konselor) sebagai orang yang mengkaji kasus. Data yang telah didapatkan oleh konselor kemudian dinvertaris dan diolah sedemikian rupa hingga mudah untuk diinterpretasi masalah dan hambatan individu dalam penyesuaiannya.

Tujuan Studi Kasus
Studi Kasus diadakan untuk memahami siswa sebagai individu dalam keunikannya dan dalam keseluruhannya. Kemudian dari pemahaman dari siswa yang mendalam, konselor dapat membantu siswa untuk mencapai penyesuaian yang lebih baik. Dengan penyesuian pada diri sendiri serta lingkungannya, sehingga siswa dapat menghadapi permasalahan dan hambatan hidupnya, dan tercipta keselarasan dan kebahagiaan bagi siswa tersebut.
Sasaran Studi kasus
Sasaran studi kasus adalah individu yang menunjukan gejala atau masalah yang serius, sehingga memerlukan bantuan yang serius pula. Yang biasanya dipilih menjadi sasaran bagi suatu studi kasus adalah murid yang menjadi suatu problem (problem case); jadi seorang murid membutuhkan bantuan untuk menyesuaikan diri dengan lebih baik, asal murid itu dalam keadaan sehat rohani/ tidak mengalami gangguan mental.
Ciri-ciri Studi kasus
Metode Studi kasus mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
Mengumpulkan data yang lengkap; studi kasus memerlukan data yang komprehensif dari setiap aspek kehidupan siswa. Data yang lengkap sangat menentukan identifikasi dan analisis masalah. Apabila data tidak lengkap dan terjadi kesalahan dalam identifikasi dan analsis masalah maka besar kemungkinan terjadi salah penanganan (treatment) dan bahkan dapat terjadi malpraktik.
Bersifat rahasia ; studi kasus tidak dapat dipisahkan dari bimbingan dan konseling, maka salah satu kode etik dalam konseling yaitu asas kerahasiaan. Asas kerahasiaan sangat penting untuk menjaga kepercayaan konseli (baca : siswa). Disisi lain, sangat mungkin informasi yang diperoleh belum pasti apa adanya, maka sangat berbahaya apabila informasi tersebut tersebar dan timbul salah persepsi kepada individu dari berbagai pihak. Dan hendaknya hanya konselor yang menangani dan pihak-pihak yang dianggap perlu mengetahui keadaan konseli sebenarnya.
Dilakukan secara terus menerus (kontinyu): studi kasus juga merupakan proses memahami perkembangan siswa, maka perlu dilakukan pemahaman secara terus menerus sehingga terbentuk gambaran individu yang obyektif dalam berbagai segi kehidupan individu yang berpengaruh pada masalah yang dihadapinya.
Pengumpulan data dilakukan secara ilmiah: studi kasus harus bisa dipertanggung jawabkan secara rasional dan obyektif. Maka pengumpulan data juga harus dilakukan secara ilmiah dengan mengacu kaedah-kaedah yang rasional dan dapat dipertanggung jawabkan kebenaran dan validitasnya.
Data yang diperoleh dari berbagai pihak : Data yang dikumpulkan dalam studi kasus haruslah relevan dengan permasalahan yang dihadapi siswa. Pengumpulan data tentang siswa yang bermasalah didapatkan dari berbagai pihak yang berhubungan dengan siswa tersebut. Untuk memilih pihak sumber informasi perlu mengingat hubungan orang tersebut apakah dekat/mempengaruhi dalam permasalahan siswa, mempunyai informasi yang dapat dipertanggung jawabkan yang bukan berdasarkan gossip, rumor atau kabar burung, mempunyai informasi yang relevan dengan permasalahan individu.

Alat / Metode Pengumpulan data dalam studi kasus
Terdapat banyak metode yang dapat dipakai dalam mengumpulkan data untuk kepentingan identifikasi masalah siswa. Yaitu ;
1. kartu pribadi
2. angket
3. wawancara informatif
4. buku rapor
5. home visit
6. testing
7. rating scale
8. otobiografi
9. sosiometri
10. studi dokumentasi
11. Daftar Cek Masalah (DCM)

Kajian Teori

Pemimpin Kelompok sebagai Pribadi
Para pemimpin kelompok dapat memperoleh pengetahuan ilmu dinamika kelompok [yang] praktis dan teoritis luas dan adalah trampil di dalam teknis dan diagnostik procerdures sekalipun begitu adalah tidak efektip di dalam pertumbuhan merangsang dan perubahan dalam anggota dari kelompok mereka. para pemimpin membawa bagi tiap-tiap kelompok yang kualitas pribadi mereka, nilai, dan pengalaman hidup. dalam rangka mempromosikan pertumbuhan di dalam tempat anggota, para pemimpin harus tinggal/hidup pertumbuhan mengorientasikan hidup diri mereka. dalam rangka membantu perkembangan penyelidikan diri jujur di pihak lain, mereka harus mempunyai keberanian untuk mulai bekerja diri- penilaian. jika mereka berharap untuk mengilhami orang yang lain mematahkan menjauh, menjadi jalan yang mematikan, mereka perlu untuk berkeinginan mencari pengalaman baru diri mereka. singkatnya, arah kelompok paling efektif ditemukan di dalam macam hidup adalah anggota kelompok lihat pemimpin tidak yang mempertunjukkan dan di dalam kata-kata yang mereka dengar pemimpin[yang berkata.

Kepribadian dan karakter
Kehadiran : yang sedang secara emosional menyajikan alat-alat yang sedang dipindahkan oleh sakit dan kegembiraan yang orang yang lain mengalami. jika para pemimpin mengenali dan memberi ungkapan ke emosi mereka sendiri, mereka dapat menjadi lebih secara emosional yang dilibatkan dengan orang yang lain. Kemampuan para pemimpin untuk mendukung pengalaman buatan ini itu yang lebih mudah untuk mereka/nya ke arah empati dengan dan berbelas kasih ke arah anggota kelompok. kehadiran juga bertalian dengan menjadi ke sana untuk anggota itu, dimana melibatkan kepedulian asli dan suatu kesediaan untuk masuk dunia psikologis mereka. Menjadi hadir menyiratkan para pemimpin itu adalah tidak terpisah - pisah manakala mereka datang bagi suatu sesi kelompok, yang itu mereka adalah tidak mengasyikkan dengan berbagai hal lain, dan bahwa mereka terbuka bagi reaksi mereka di dalam kelompok itu.

Personal Power : Kuasa pribadi melibatkan kepercayaan diri dan suatu kesadaran dari pengaruh seseorang pada atas orang yang lain. jika para pemimpin kelompok tidak merasakan suatu perasaan kuasa di dalam hidup mereka sendiri, adalah sulit untuk mereka untuk memudahkan pergerakan anggota ke arah empowerement. singkatnya, tidaklah mungkin untuk memberi kepada orang yang lain apa yang orang tidak miliki. haruslah ditekankan kuasa itu tidak berarti dominasi dan axploitation dari yang lain, yang mana adalah penyalahgunaan kekuasaan. para pemimpin penggunaan efek sungguh-sungguh kuat yang mereka berakibat pada peserta kelompok untuk mendorong mereka untuk mendapat/kan di dalam hubungan dengan kuasa tak terpakai mereka sendiri, tidak untuk membantu perkembangan ketergantungan mereka. kuasa pribadi ditemani oleh pengenalan yang satu itu tidak harus menyimpan orang yang lain di dalam memelihara suatu posisi lebih rendah kuasa diri sendiri.

Courage : Para pemimpin kelompok efektif sadar bahwa mereka harus memperlihatkan keberanian di dalam interaksi mereka dengan anggota kelompok dan bahwa mereka tidak bisa menyembunyikan di belakang peran yang khusus mereka sebagai penasihat. mereka menunjukkan keberanian dengan pengambilan resiko di dalam kelompok dan kekeliruan mengakui, dengan adakalanya menjadi peka, dengan menghadapi orang yang lain dan pernyataan reaksi mereka sendiri ke mereka yang menghadapi, dengan bertindak pada kepercayaan dan intuisi, dengan mendiskusikan dengan kelompok mereka perasaan dan pemikiran mereka tentang proses kelompok dan dengan menjadi berkeinginan berbagi kuasa mereka dengan anggota kelompok itu. mereka dapat model pelajaran penting ke anggota dengan suatu cara pengambilan berpendirian ke arah akting dan hidup kendati fakta bahwa mereka adalah tidak sempurna. ketika anggota mendorong diri mereka untuk meninggalkan dikenal dan menjamin/mengamankan pola teladan, mereka sering laporan menjadi takut dan tertarik. para pemimpin kelompok dapat mempertunjukkan, melalui/sampai perilaku mereka sendiri, kesediaan untuk pindah;gerakkan di depan kendati menjadi tidak-pasti tentang tanah lapang dan sedikit banyaknya takut.

Willingness to confront one self : Menyangkut para pemimpin tugas pusat akan mempromosikan penyelidikan diri di dalam klien. karena penasihat kelompok tidak bisa harapkan peserta untuk lakukan sesuatu yang yang mereka akan mempertanyakan diri mereka. diri konfrontasi dapat mengambil format bersikap dan menjawab pertanyaan seperti berikut:
1. mengapa saya memimpin kelompok ? apa yang saya dapat dari aktivitas tersebut ?
2. mengapa saya bersikap sebagaimana saya melakukannya di dalam kelompok ? apakah dampak dari sikap, nilai, bias. Perasaan, dan sikap yang dimiliki pada orang lain di dalam kelompok
3. apakah kebutuhan diri di sampaikan dengan menjadi seorang pemimpin kelompok
4. apakah saya pernah menggunakan kelompok yang saya pimpin untuk memuskan kebutuhan personal saya pada kebutuhan biaya anggota ?
Konfrontasi diri adalah suatu proses berkelanjutan dan di sana adalah tidak ada jawab sederhana ke pertanyaan ini. masalah pokok adalah kesediaan ke berkelanjutan menaikkan pertanyaan dalam rangka menentukan bagaimana jujur kamu ada bersama diri anda sekitar motivasi untuk menjadi pemimpin kelompok.
Kesadaran diri adalah suatu serentak menyangkut kesediaan untuk menghadapi dirinya. karakteristik kepemimpinan yang efektif yang penting ini meliputi kesadaran yang tidak hanya motivasi dan kebutuhan seseorang tetapi juga permasalahan dan konflik pribadi, tentang pertahanan dan noda lemah, tentang area tentang unfinished business, dan tentang pengaruh potensi dari semua ini pada atas proses kelompok. para pemimpin yang adalah diri sadar bisa bekerja therapeutically dengan pemindahan yang muncul adalah kelompok yang menentukan, kedua-duanya ke arah diri mereka dan ke arah anggota lain. lagipula, mereka menyadari yang peka mereka sendiri, terutama potensi mereka countertransference. mereka tidak membuat anggota yang bertanggung jawab untuk reaksi mereka, atau pun melakukan mereka menggunakan kelompok sebagai tempat untuk mencari therapy mereka sendiri

Sincerity dan Authenticity : Pada atas menyangkut para pemimpin kualitas paling utama adalah suatu minat tulus hati baik menjadi dan pertumbuhan dari yang lain. karena ketulusan terlibat secara langsung, itu dapat juga melibatkan menceritakan anggota apa yang mereka tidak ingin dengar. untuk/karena seorang para pemimpin kelompok yang mempedulikan alat-alat menantang anggota untuk memperhatikan bagian-bagian dari hidup mereka yang mereka sedang menyangkal dan menakut-nakuti manapun format tentang perilaku tak jujur di dalam kelompok.
Keaslian adalah suatu kemenakan dekat ke ketulusan. pemimpin kelompok asli tidak hidup dari berpura-pura dan tidak menyembunyikan di belakang menyembunyikan, pertahanan. keaslian memerlukan kesediaan ke sewajarnya menyingkapkan orang itu sendiri dan bagian yang merasakan dan reaksi ke apa yang terjadi di dalam kelompok itu. tetapi ketika kita dengan baik menguji secara lebih detil, keaslian tidak menyiratkan di dalam disriminately " pembiaran itu semua cara bergantung ke luar". itu tentu saja mungkin untuk;menjadi asli tanpa berbagi tiap-tiap pikiran cepat berlalu, persepsi, khayalan, dan reaksi. sebagai contoh, sungguhpun seorang kekuatan pemimpin yang pada awalnya secara seksual tertarik untuk suatu anggota, itu tidak akan adalah bijaksana untuk menyingkapkan kenyataan ini di sesi awal. menahan seperti itu tidak menyiratkan di dalam keaslian.

Sense of Identity : Jika para pemimpin kelompok akan membantu orang yang lain menemukan yang mereka adalah, mereka harus mempunyai suatu perasaan/pengertian yang jelas bersih tentang identitas mereka sendiri. alat-alat ini mengetahui apa yang orang nilai dan standard diperoleh secara internal dari hidup, yang tidak dengan apa yang lain harapkan. ini berarti senantiasa sadar akan orang memiliki kekuatan, pembatasan, kebutuhan, ketakutan, motivasi, dan tujuan. ini berarti mengetahui apa yang orang mampu untuk menjadi, apa yang orang ingin dari model yang hidup, dan bagaimana orang akan mendapat/kan apa yang orang inginkan
Suatu bagian terbesar menyangkut kelompok yang menasihati pengalaman melibatkan anggota yang menyortir untuk diri mereka yang mereka adalah dan apa yang identitas mereka sudah mengasumsikan tanpa kesadaran. kapan orang hidup dari identitas usang, hidup mereka menjadi tidak berarti. suatu kelompok efektif dapat sebagai penolong di dalam menyediakan suatu tantangan ke anggota untuk menciptakan proyek yang akan membawa suatu tingkatan maksud/arti yang baru kepada hidup mereka. melalui/sampai pengalaman kelompok, anggota lihat bahwa mereka mengidentifikasi adalah tidak melempar di dalam batu tetapi bahwa mereka dapat membentuk kembali tujuan hidup mereka. menggolongkanlah para pemimpin yang diri mereka untuk membentuk kembali maksud/arti yang pribadi mereka bisa merupakan suatu dorongan kepada anggota itu.

Belief in group process and enthuasism : Gairah yang menggolongkan para pemimpin membawa kepada kelompok mereka dapat mempunyai suatu mutu infeksi/peradangan. jika para pemimpin menyebar hidup, kemungkinannya kecil yang mereka akan jadi secara konsisten memimpin " kelompok mati". jika para pemimpin kelompok kekurangan enthuasism untuk apa yang mereka sedang lakukan bagaimanapun itu tidak mungkin bahwa mereka akan mengilhami anggota dan menyediakan mereka dengan suatu perangsang untuk bekerja. ini adalah tidak untuk katakan praktisi itu perlu mengadopsi suatu gaya yang cheerleading. apa yang sedang mengusulkan adalah para pemimpin itu harus menunjukkan bahwa mereka menikmati pekerjaan mereka dan seperti menjadi dengan kelompok mereka. seorang para pemimpin ketiadaan enthuasism biasanya dicerminkan di dalam anggota ketiadaan kegembiraan dan di dalam perlawanan mereka untuk membuat pekerjaan penting.

Inventiveness and Creativity :. Mungkin tidak mudah untuk mendekati masing-masing kelompok dengan gagasan baru. para pemimpin kreatif dan berdayacipta, terbuka bagi pengalaman baru dan gaya hidup dan nilai-nilai yang berbeda dengan mereka sendiri.
Salah satu dari keuntungan utama dari kerja kelompok bahwa itu menawarkan sangat banyak jalan lebar/rindang untuk menjadi berdayacipta. banyak kelompok dengan suatu fokus khusus tumbuh ke luar dari seorang para pemimpin kesediaan ke brainstorm. jika fakta, para pemimpin kelompok sering kembangkan suatu gagasan untuk suatu kelompok yang khusus oleh karena suatu perhatian di dalam hidup mereka. sebagai contoh, menggolongkan para pemimpin yang sedang berjuang dengan tekanan di dalam pribadi mereka dan hidup profesional mungkin menciptakan suatu kelompok pendukungan untuk professional berhubungan dengan baik. suatu penambahan, seluruh struktur kelompok mendorong kreativitas di dalam pemikiran suatu cakupan pendekatan luas.

A Concluding Comment : Seperti anda meninjau ulang karakteristik dari para pemimpin kelompok efektif, tidak membebankan diri anda dengan pemikiran bahwa kamu harus memiliki semua kualitas ini sepenuhnya. mempertimbangkanlah kualitas seperti itu pada atas suatu rangkaian. sebagai contoh, kamu mempunyai ciri seperti keberanian, kesadaran diri, akan jadi lebih mudah untuk kamu memudahkan anggota diri explorasi. tantangan adalah untuk kamu untuk mengambil suatu nampak/wajah jujur pada kualitas pribadi dan buatan adalah suatu penilaian tentang kemampuan mu sebagai orang ke inspireothers. kesanggupan untuk berbuat sesuai dengan potensi mu adalah suatu alat kunci. jalan/cara orang yang lain terkemuka yang terbaik mu adalah dengan menunjukan apa yang kamu percaya akan melalui/sampai hidup milik mu. Mengalami mencoba therapy milik mu adalah satu jalan/cara untuk tinggal terbuka bagi melihat di bawah arahan hidup mu.
Dari perspektif ku, dimensi ribadi yang diuraikan di dalam halaman yang terdahulu penting. sekalipun begitu mereka adalah tidak cukup untuk kepemimpinan sukses. ketrampilan dan pengetahuan yang khusus, seperti ketika dikenali oleh ASGW'S ( 1991) standard profesional untuk pelatihan kelompok dan yang diuraikan di dalam bab yang sebelumnya, adalah pusat ke kepemimpinan kelompok efektif. kemudian dalam bab ini yang kita akan menguji ketrampilan kepemimpinan ini di dalam detil lebih besar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar